BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai umat islam kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari a-Qur’an dan sunnah sebagai dua sumber utama ajaran islam yang harus kita pegang teguh.
Untuk dapat mengusai al-Qur’an dan sunnah serta bahasa arab, baik dalam menuis, membaca dan melafalkan maka harus mengusai kaidah-kaidah yang ada di dalamnya. bahasa mnerupakan sususnan kata yang tersusun sedimikian rupa sehingga dapat di pahami oleh pembaca maupun pendengarnya. Untuk itu perllu adanya ilmu nahwu. Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari yang mempelajari kaidah-kaidah dalam bahasa arab.
NAHWU adalah kaidah-kaidah Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata (Mufrod) atau ketika sudah tersusun (Murokkab).
Kalimah-kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam:
1. Kalimah Fiil (الفِعْلُ) = Kata kerja
2. Kalimah Isim (الإِسْمُ) = Kata Benda
3. Kalimah Harf (الحَرْفُ) = Kata Tugas
B. rumusan masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan zharaf (maf’ul fih)?
2. Apa saja macam-macam keterangan waktu (beserta contohnya)?
3. Apa saja macam-macam keterangan tempat (beserta contohnya)?
4. Apa saja macam-macam zharaf (beserta contohnya)?
5. Apa saja macam-macam I’rab zharaf itu?
C. Tujuan penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian zharaf.
2. Untuk mengetahui macam-macam keterangan waktu.
3. Untuk mengetahui macam-macam keterangan tempat.
4. Untuk mengetahui macam-macam pembagian zaraf.
5. Untuk mengetahui macam-macam i’rab zharaf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zharaf ( maf’ul fih)
MAF’UL FIH atau ZHARAF adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau tempatterjadinya suatu perbuatan.
Contoh :
Aku pergi pada hari ahad | دَهَبْتُ يَوْمَ الْأَحَدَ |
Aku berdiri di depan guru | قُمْتُ أَ مَا مَ الْأُ سْتَاذِ |
Aku shaum pada hari senin | صُمْتُ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ |
Anjing tidur di beakang pintu | ناَمَ الْكَلْبُ خَلْفَ الْبَابَ |
KETERANGAN :
Lafazh يَوْمَ dalam contoh di atas meruapakan keterangan waktu terjadinya suatu perbuatan; pergi. Demikian pula lafazh اَماَمَ dan خَلْفَ adalah keterangan tempat terjadinya suatu perbuatan. Setiap Zharaf Makan atau Zharaf Zaman pasti dibaca dengan mansub.[1]
B. Keterangan Waktu (zharaf zaman)
Keterangan waktu | Contoh | ||
Pagi hari | صَبَا حَا | Muhammad bangun dari tidurnya pagi-pagi. | مُحَمَّدٌ يَقُوْمُ مِنْ نَوْمِهِ صَبَحًا مُبَكِّرًا |
Malam hari | لَيْلاَ | Ahmad membaca Al-Qur’an pada malam hari. | يَقْرَأُ اَحْمَدُ الْقُراَنُ لَيْلاَ |
Bulan | شَهْرًا | Ahmad tinggal di Yogyakarta sebulan yang lalu. | يَسْكُنُ احْمَدُ فِيْ الجَوْكْجَكَرْتَا قَبْلَ شَهرٍ |
Abad | قَرْنًا | | استخلت اندونسي في قرنِ عشرٍ |
Satu jam | سَاعَةٌ | Saya telah belajar bahasa arab pada jam empat. | اَدْرُسُ اللغة العربية في اربعِ سَعَةٍ |
Sebelum | قَبْلَ | Kami sampai di terminal sebelum maghrib. | وَصَلْنَا فِى المَحَطَّةِ قَبْلَ مَغْرِبِ |
Kemarin | اَمْسِ | Saya telah pergi ke rumahnya (laki-laki) kemarin. | ذَهَبْتُ الى البيتكَ اَمْسٍ |
Baru saja | آنِفًا | Saya baru saja membeli majalah di toko buku. | يَشْتَرِيْ آنِفَا المَجَلَةَ فِى الْمَكْتَبَةِ |
Sore hari | مَسَاءًا | Mereka mengerjakan pekerjaan rumah pada sore hari. | يَعْمَلُوْنَ الْوَاجِبَاتِ الْمضدْرَسِيَّةَ مَسَاءً |
Siang hari | نَهَارًا | Muhammad pulang dari kota pada siang hari. | مُحَمَّدُ يَرْجِعُ مِنَ الْمَدِيْنَةِ نَهَارًا |
Tahun | سَنَةً | Dia berusia sembilan belas tahun. | هِيَ عُمُرُهَا تِسْعَ عَشْرَةَ سَنَةً |
Selamanya | اَبَدًا | Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekala di dalamnya selama-lamanya. | ôMèdät!#t“y_ y‰ZÏã öNÍkÍh5u‘ àM»¨Zy_ 5bô‰tã “ÌøgrB `ÏB $uhÏGøtrB ã»pk÷XF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Y‰t/r& ( |
Setelah | بَعْدَ | Dia (laki-laki) membaca al-Qur’an setelah sholat subuh. | هُوَ يَقْرَأُالْقُرْأنُ بَعْدَ صَلاَةِ الصُّبْحِ |
Besok | غَدًا | Ali akan pergi ke Jakarta besok. | سَيَدْ هَبُ اَلِى اِلَى جَاكَرْتَا غَدًا |
C. Keterangan-keterangan Tempat (Zharaf Makan)
Keterangan tempat | Contoh | ||
Di depan | اَمَامَ | Mobil itu ada di depan sekolah. | اَلسَّيَّارَةُ اَمَمَا الْمَدْرَسَةِ |
Di atas | فَوْقَ | Garpu itu di atas meja makan. | الشَوْكَةُ فَوْقَ الْمَا ئِدَةِ |
Di kanan | يَمِيْنَ | Saya duduk di sebelah kanan Zaenab. | جَلَسَتْ فَاطِمَةُ يَمِيْنَ زَيْنَبَ |
Di antara | بَيْنَ | Rumah saya berada di antara sekolah dan kantor pos itu. | بَيتِيْ بَيْنَ المَدْرَسَةَ وَ المَكْتَبُ بَرِيْدَ |
Di sisi | عِنْدَ | Dan kekafiran orang-orang itu hanya akan menambah kemurkaan disisi tuhan mereka. | Ÿwur ߉ƒÌ“tƒ tûïÍÏÿ»s3ø9$# öNèdãøÿä. y‰ZÏã öNÍkÍh5u‘ žwÎ) $\Fø)tB |
Di belakang | وَرَاءَ | Kandang itu ada di belakang rumah. | الزَّرِبَةُ وَرَاءَالْبَيْتِ |
Di bawah | تَحْتَ | Pisau itu di bawah wastafel. | السِكِّيْنَةُ تَحْتَ الحَوْضِ |
Di kiri | شِمَالَ | Rumah saya berada di kiri jalan yang kecil. | البَيْتِيْ شِمَالَ االشَّارَعٍ صَغيْرَ |
Di sekitar | حَوْلَ | Disekitar rumah saya ada taman/kebun. | الحَدِيْقَةُ حَوْلَ البَيْتِى |
Di sisi | إِزَادَ | Bolpen mereka ada di sisi buku mereka. | اَلْقَلَموْنَ إِزَادَ الْكِتَابَوْنِ |
Di samping | جَنِبَا | Ali berdiri di samping Ahmad. | قَامَ اَلِىُّ جَنِبَا اَحْمَدَ |
Di tengah | وَسَطَ | Rumah saya ada ditengah- tengah kota. | البَيْتِى وَسَطَ المَديْنَةِ |
Di sini | هُنَا | Di sini ada universitas yang besar. | هُنَا الجَا مَعَةُ كَبِيْرَ |
Di sana | هُنَكَ | Di sana ada anak yang pandai. | هُنَكَ اَلْوَلَدُ مَا هِرٌ |
Di belakang | خَلْفَ | Kursi itu ada di belakang pintu. | الكُرْسِيُّ خَلْفَ البَابَ |
Menuju, ke arah | نَحْوَ | Ahmad pergi menuju lemari baju. | ذَهَبَ اَحْمَدُ نَحْوَ خَزَانَةَ المَلاَ بِسِ |
D. Pembagian Zharaf
Zharaf terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. مُتَصَرِّفٌ ; lafazh yang terkadang berfungsi sebagai zharaf dan juga tidak.
Contoh sebagai zharaf:
صُمْتُ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ : Aku shaum pada hari senin.
Contoh bukan sebagai zharaf:
يَوءمض الْجُمْعَةِ يَوْمٌ مُبَارَكٌ : Hari jum’at adalah yang berkah.
KETERANGAN:
Lafazh يَوْمَ dalam contoh pertama adalah sebagai manshub dan berfungsi sebagai zharaf atau keterangan waktu dari kata kerja; صُمْتُ (aku shaum).
Sedangkankan lafazh يَوْمَ dalam contoh kedua bukan sebagai zharaf. Yang pertama sebagai mubtada dan yang kedua sebagai khabar dan dua-duanya dibaca marfu’.[2]
2. غَيْرُ مُتَصَرِّفِ: lafazh-lafazh yang tidak digunakan untuk zharaf atau majrur dengan مِنْ, seperti : عِنْدَ- بَعْدَ- قَبْلَ.
KETERANGAN
Lafazh-lafazh tersebut selamanya pasti berfungsi sebagai zharaf atau majrur dengan مِنْ, contoh:
عَلِيًّا بَعْدَ زُرْتُ : Aku mnengok Ali setelah kamu.
وَمَاأُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ : Dan kepada kitab ynag diturunkan sebelum kamu.[3]
E. I’rab Zharaf
I’rab zharaf terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. مُعْرَبٌ : zharaf yang mu’raf seperti :
يَوْمً- لَيْلاً- شَهْرً- سَنَةً
2. مَبْنِيٌّ : zharaf mabniy yang selalu dibaca dalam bentuk yang sama, seperti:
أَمْسِ – إِذَا – حَيْثُ – اَلآنَ[4]
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan bab sebelumnya maka dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Maf’ul Fih atau Zharaf adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau tempat terjadinya suatu perbuatan.
2. Zharaf terbagi menjadi dua, yaitu : zharaf mutasharif dan zharaf ghairu mutasharif.
3. I’rab zharab terbagi menjadi dua, yaitu : مُعْرَبٌ dan مَبْيٌّ.
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria, A. 2004.Ilmu Nahwu praktis; Sistem Belajar 40 Jam . Bandung; ibn azka press.
Ulum, Nurul, dkk.1990. Bahasa Arab Untuk SMA jilid 1. Jakarta: Balai Pustaka.
مركزاللغتوالثقت.2011.العربيةكتاالطالبالجميعة لتعليماللغة. Yogyakarta: UIN SUKA Perss.